Sebanyak delapan
mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Alauddin Makassar mengikuti National
Dissemination of Student-Developed English Language Teaching Materials:
Bridging Research and Classroom Innovation pada hari Jumat, 20 Juni 2025 secara
daring melalui zoom.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UIN Palopo dan melibatkan empat institusi, yakni UIN Palopo, UIN Syarif Hidayatullah, UIN Alauddin Makassar dan UIN Mataram.
Dalam diseminasi tersebut, perwakilan mahasiswa dari keempat universitas mempresentasikan materi ajar Bahasa Inggris yang telah mereka kembangkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
Prodi PBI FTK UIN Alauddin Makassar mengutus dua tim, yang keseluruhannya berasal dari kelas B Angkatan 2021.
Tim pertama terdiri
dari Irmayanti, Nurhayana, Andi Muslihah Saifullah dan Putri Jamilah dengan judul
presentasi Developing Teacher's Book based-on Inquiry Learning Model for the
Eighth Grade Students of Islamic Boarding School Abnaur Amir Gowa.
Mereka memaparkan
buku guru yang telah mereka kembangkan berbasis model pembelajaran inkuiri.
Tim kedua terdiri
dari Nurul Suciani, Nurul Ain, Andi Nur Mila Sari dan Siti Aisyah Masnur dengan
judul presentasi Developing English Language Teaching Materials based-on
P5-PPRA for the Eight Grade Students at MTs Madani Pao-Pao.
Mereka memaparkan materi yang telah mereka kembangkan berdasarkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P5-PPRA).
Salah satu mahasiswa yang berpartisipasi, Putri Jamilah, mengungkapkan kesan yang ia rasakan terlibat dalam kegiatan ini.
“Mengikuti
seminar yang diselenggarakan oleh UIN Palopo adalah pengalaman yang sangat
berkesan. Seminar ini tak hanya membuka wawasan baru, tetapi juga menjadi ajang
yang luar biasa untuk berinteraksi dengan beragam mahasiswa UIN yang tersebar
di seluruh Indonesia.”
Mahasiswi semester
8 ini juga menyebutkan mendapatkan kegiatan ini sangat bermanfaat karena materi
ajar yang telah dikembangkan didiskusikan oleh akademisi dari latar belakang
yang berbeda.
“Salah satu hal
yang paling menarik adalah melihat bagaimana UIN Palopo mampu menjembatani
jarak geografis dan menyatukan pemikiran dari berbagai penjuru Nusantara.
Diskusi-diskusi terkait bahan ajar bahasa inggris selama seminar menjadi lebih
hidup dan kaya karena adanya kontribusi dari peserta dengan latar belakang
daerah yang berbeda, membawa perspektif unik dari lingkungan UIN masing-masing,”
ujarnya.