Dalam mata kuliah model pembelajaran yang dipegang langsung, oleh Prof. Dr. Muhammad Yaumi, M. Hum., M.A. banyak model pembelajaran yang diperkenalkan salah satunya adalah problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah yang mana merupakan suatu proses pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada peserta didik sebagai landasan dalam melakukan penyelidikan. PBL ini sendiri dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan belajar secara mandiri, keterampilan penyelidikan dan keterampilan mengatasi masalah.
Untuk itu setelah mempelajari berbagai model pembelajaran, mahasiswa kemudian diminta untuk membentuk beberapa kelompok dan memilih model pembelajaran yang akan diimplementasikan di sekolah yang di inginkan. Kemudian kelompok 3 yang terdiri dari Andini Rahayu, Novia Pramitri, Nur Maqfira, Nurul Masita Achmad dan Wahdatul Islamiyah menjatuhkan pilihannya untuk mengimplementasikan model pembelajaran yang dipilih di SDN 45 BATEBALLA Bantaeng, karena Bantaeng merupakan salah satu kampung halaman dari salah satu anggota kelompok 3 yaitu Novia Pramitri yang juga merupakan salah satu tenaga pendidik di sekolah tersebut, yang memungkinkan untuk lebih mudah mendapatkan akses perizinan dalam mengimplementasikan model pembelajaran tersebut karena akan melalui beberapa rangkaian pembambilan gambar yang memakan banyak waktu.
Mahasiswa tersebut berkesempatan mengimplementasikan model problem based learning pada hari jum’at-sabtu, 3-4 Desember 2022, dengan menyuguhkan masalah yang kemudian diidentifikasi oleh peserta didik. Masalah yang diberikan yaitu ‘mengapa vocabulary atau kosa kata dalam bahasa inggris sangat susah untuk dihafalkan’ dan beberapa respon dari peserta didik itu sendiri adalah karena susah dalam melafalkan, beda tulisan dan pengucapannya dan lain-lain. Kemudian ke lima mahasiswa tersebut memberika solusi yang mungkin bisa dilakukan oleh peserta didik agar lebih mudah menghafal vocabulary yaitu dengan metode bernyanyi, seperti cara menghafal nama-nama hewan dengan menggunakan irama potong bebek angsa yang dipraktekan bersama-sama.
Ini merupakan pengalaman berkesan bagi kelima mahasiswa tersebut selama melakukan pengabdian, karena di sini kelima mahasiswa tersebut tidak hanya melakukan kewajibannya untuk mengimplementasikan model pembelajaran yang pernah mereka pelajari, tetapi di sini kelima mahasiswa didorong untuk mengeluarkan semua ilmu yang mereka punya untuk diberikan kepada para peserta didik di sana karena mereka sangat senang dalam belajar bahasa inggris tetapi guru yang berada di sekolah tersebut masih terbilang terbatas sehingga ketika ada kesempatan untuk belajar bahasa inggris mereka akan sangat antusias dalam belajar. Selain itu kelima mahasiswa ini juga tidak hanya belajar dikelas tetapi lima mahasiswa ini melakukan beberapa kegiatan seperti senang pagi, olahraga, bermain dan mengaji bersama dengan para siswa.
Setalah melakukan pengabdian mengajar anak-anak kelima mahasiswa ini, menyadari bahwa menjadi seorang guru tidaklah mudah karena sebagai guru harus mengetahui karakter dari setiap anak agar tidak ada yang merasa diabaikan atau merasa paling diperhatikan dalam proses pembelajaran. Untuk itu sebagai sorang guru nantinya, kita sebagai mahasiswa harus memiliki strategi yang baik agar dapat memberikan pengetahuan dan perhatian yang sama kepada semua siswa.
Writer: Andini Rahayu (PBI A 2020)