Mahasiswi Prodi PBI FTK UIN Alauddin Makassar Raih Juara Favorit Lomba Video Tingkat Provinsi

  • 28 Agustus 2025
  • 02:42 WITA
  • Administrator
  • Berita

Kabar baik kembali datang dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Alauddin Makassar.

Salah satu mahasiswanya, Qintan Ghefira Noor Zahiyyah, berhasil merah Juara favorit perwakilan wilayah Sulawesi Selatan pada lomba video kemerdekaan yang dilaksanakan Baitulmaal Muamalat (BMM).

Hal ini diketahui dari pengumuman pemenang pada hari Kamis, 28 Agustus 2025, secara online.

Kegiatan yang mengusung tema “Merdeka Berbagi” ini berlangsung sejak 8 hingga 24 Agustus 2025 dan masa penjurian 25-27 Agustus 2025.

Mahasiswa semester 2 tersebut mengaku mendapat informasi tentang lomba ini secara tidak sengaja saat sedang scrolling di Instagram.

Setelah membaca lebih lanjut, ia merasa tertarik untuk mencoba, dan akhirnya memutuskan untuk ikut di H-1 sebelum batas pengumpulan video.

Dengan waktu yang sangat singkat, yaitu hanya satu hari, ia menyusun konsep, turun di lapangan, melakukan wawancara, mengambil stok video sebanyak mungkin, dan melakukan editing intensif, hingga video akhirnya ia setorkan beberapa jam sebelum penutupan lomba.

Mahasiswa kelas A angkatan 2024 ini bercerita hikmah dibalik mengikuti lomba ini.

“Proses ini mengajarkan saya bagaimana memaksimalkan waktu terbatas untuk hasil terbaik,” ujarnya.

Ia membuat video berbentuk short documentary dengan tema “Merdeka dari Kelaparan dan Kemiskinan.” Tema tersebut ia pilih karena ingin mengangkat isu sosial yang masih sangat nyata di egara kita khususnya di Kota Makassar, terutama terkait kemiskinan dan ketidakmerataan pekerjaan.

Untuk itu, ia turun langsung ke lapangan, mengamati kondisi masyarakat, dan mewawancarai beberapa narasumber, termasuk pekerja serabutan dan pemulung, untuk mendengar langsung bagaimana mereka bertahan hidup sehari-hari.

Tujuannya adalah menyampaikan cerita yang nyata dan menyentuh, sehingga penonton bisa lebih peduli dengan kondisi sekitar.

Qintan, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa pengalaman dalam membuat video ini benar-benar membuka matanya tentang kondisi masyarakat sekitar.

“Saat turun langsung ke lapangan, saya melihat banyak orang masih hidup dalam keterbatasan dan belum merasakan pemerataan ekonomi. Hal itu membuat saya lebih peka dan bersyukur dengan apa yang saya miliki, sekaligus termotivasi untuk terus menyuarakan isu-isu sosial lewat karya saya. Pengalaman ini bukan hanya soal lomba, tapi juga pelajaran hidup tentang realitas masyarakat yang sering luput dari perhatian,” ujarnya.

Ia berharap bahwa dengan kemenangan tersebut video yang dia buat bisa tersebar dengan sangat luas dan membuka mata masyarakat yang lain untuk lebih peduli terhadap apa yang terjadi di sekitar kita.