Kolaborasi dengan Serikat Pekerja Sucofindo (SPS) Cabang Makassar, Prodi PBI UINAM Adakan Pengabdian Masyarakat di Pulau Terluar Makassar

  • 23 Oktober 2022
  • 11:17 WITA
  • Administrator
  • Berita

Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar kembali melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM).

 

Kegiatan PkM tersebut diadakan pada hari Sabtu-Ahad, 22-23 Oktober 2022 di Pulau Lanjukang, pulau terluar Makassar yang ditempuh sekitar 2-3 jam menggunakan perahu nelayan dari Pelabuhan Paotere.

 

Pada kegiatan ini, Prodi PBI UIN Alauddin Makassar berkolaborasi dengan Serikat Pekerja Sucofindo (SPS) Cabang Makassar yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa inspeksi, pengujian, sertifikasi, pelatihan dan konsultasi.

Kegiatan ini akan mengusung  tema “Mengintegrasikan Kegiatan Pengabdian Masyarakat dalam Proses Pembelajaran” pada mata kuliah Teaching English as a Foreign Language (TEFL).

Tim pengabdi dari PBI yakni Haerul Akbar yang juga merupakan Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PBI, Muhammad Wahyu Ramadhan dan Andi Dwi Putra Ramadhan yang berasal dari kelas B akan angkatan 2021 serta  akan dipimpin oleh salah satu dosen, Muhammad Syahruddin Nawir, S.Pd., M.Hum..

Pada kegiatan ini, rombongan Serikat Pekerja Sucofindo (SPS) Cabang Makassar melaksanakan bakti sosial dalam bentuk membangikan sembako kepada penduduk Pulau Lanjukang, sedangkan tim PBI mengajar bahasa Inggris kepada anak usia sekolah pada pulau tersebut.

Pada saat di lokasi, kegiatan belajar tersebut tidak hanya diikuti oleh anak kecil saja, tetapi juga orang dewasa usia 20-30 tahun, bahkan beberapa penduduk lanjut usia, salah satunya berumur 80 tahun, juga antusias ikut belajar.

Mereka diajarkan beberapa materi bahasa Inggris, seperti bagian tubuh, angka, warna dan gerakan tubuh.

Pulau Lanjukang terletak 40 kilometer dari kota Makassar.

Hanya terdapat 15 rumah pada pulau tersebut dan tidak ada sekolah formal.

Anak-anak yang ada di situ didaftarkan sebagai siswa pada sekolah formal yang ada di pulau seberang, tetapi pada kenyataannya mereka tetap belajar di Pulau Lanjukang.

Pulau Lanjukang memiliki sekolah darurat tapi kondisinya sangat memprihatinkan sehingga anak-anak belajar di rumah salah seorang warga yang menjadi relawan guru.

Keterbatasan fasilitas dan lokasi yang terpencil tidak menyurutkan semangat penduduk Pulau Lanjukang. Hal ini terlihat dari antusiasme mereka mengikuti kegiatan belajar yang dilakukan oleh tim PBI. Kegiatan belajar yang awalnya ditujukan untuk anak-anak, ternyata juga diikuti oleh orang dewasa dan beberapa penduduk lanjut usia.

Penulis: Multazam Abubakar