Tepat pada tanggal 3 Juli 2022, hari yang sangat istimewa dalam hidup saya tercipta. Bahkan seorang kerabat saya mengatakan bahwa hari itu adalah sebuah sejarah dengan tinta emas. Ya, tepat pada hari itu saya meraih juara 2 tunggal putri umum pada event resmi PP PTMSI (Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Indonesia) yaitu Kejurnas Yogyakarta 2022.
Ucapan selamat datang dari berbagai pihak. Mulai dari keluarga, pengurus ptmsi provinsi dan kota, teman latihan, teman kampus, teman sekolah, bahkan civitas akademik UIN Alauddin Makassar memberikan selamat. Saya sangat merasa bersyukur banyak yang memberikan selamat dan saya mengucapkan banyak terima kasih untuk semua itu. Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa dibalik juara tersebut sangat banyak tantangan yang dilalui.
Saya melihat brosur dari Kejuaraan Nasional tersebut pertama kali pada tanggal 6 Maret 2022. Saya ingin mendaftar namun entah kenapa saya selalu lupa untuk mendaftar sampai akhirnya batas pendaftaraan yang tertera di link pendaftaraan sudah lewat. Saya lalu menghubungi panitia dari Kejuaraan Nasional tersebut dan ternyata pendaftaraan diperpanjang sekitar 2 minggu lagi. Saya pun segera mendaftar.
Hari-hari pun berlalu dan tak terasa pertandingan tinggal dua hari lagi. Saya lalu dihubungi oleh salah satu pengurus provinsi bahwa Sulawesi Selatan tidak ada dana untuk memberangkatkan. Saya pun memberitahukan hal tersebut kepada ketua PTMSI Makassar. Dia menjawab bahwa dia siap menanggung tiket keberangkatan saya dan untuk akomodasi yang lain untunglah teman-teman tenis meja saya siap memberikan sponsor juga.
Sehari sebelum pertandingan saya masih sempat masuk kuliah karena waktu itu saya sudah memilik banyak izin lagipula saya juga sudah berpesan untuk dibelikan tiket sekitaran jam 18.00. Pada saat proses perkuliahan saya mendapat banyak telepon dari orang yang memesankan tiket. Awalnya saya menolak panggilan tersebut tapi karena panggilan yang terus menerus saya pun mengangkat teleponnya. Dia memberitahukan kepada saya bahwa tidak ada tiket ke Jogya pada pukul 17.00 yang ada hanya pukul 14.00. Pada saat itu jam sudah menunjukkan pukul 11.00 dan posisi saya masih di kampus serta belum selesai mengemas pakaian. Saya awalnya mengatakan saya tidak jadi berangkat karena masih ada mata kuliah yang harus saya masuki namun ketika saya menanyakan kepada ketua tingkat apa boleh saya izin lagi, dia mengakatan tidak apa-apa. Saya lalu bergegas pulang ke rumah untuk segera mengemas pakaian kemudian menuju bandara. Dan ternyata pesawat menuju ke Yogyakarta sudah panggilan terakhir. Tapi untunglah saya masih sempat, dan saya pun berangkat ke Yogyakarta seorang diri.
Perjalan dari Makassar ke Daerah Istimewa Yogyakarta sekitar 2 jam. Dan perjalan dari Bandara Kulon Progo ke Jogyakarta kurang lebih 2 jam pula. Saya menaiki taksi menuju ke hotel dimana taksi tersebut sudah saya pesan saat masih di makassar. Perjalanan yang cukup jauh membuat saya lelah. Tapi untungnya kategori pertandingan yang saya ikuti baru dimainkan besok lusa.
Pertandingan pun dimulai. Difase grup saya bertemu Jateng dan tuan rumah Yogyakarta. Untungnya saya dapat mengalahkan keduanya dengan skor 3-0. Babak lanjutan dimulai besok harinya. Babak 16 besar saya bertemu atlet TimNas yang berasal dari Jatim. Skor berlangsung ketat. Akhirnya, saya menang dengan skor 3-1. Di babak 8 besar saya bertemu perwakilan dari Bali, saya pun menang dengan skor 3-1 juga. Setelah mengalahkan Bali perasaan saya sangat senang dan hampir menangis karena saya tidak menyangka dapat sampai ke babak semifinal. Pada babak semifinal saya bertemu atlet Timnas kembali yang juga berasal dari Jatim. Pada babak semi final ini saya tidak merasa tertekan dan bermain lepas karena saya sudah puas dengan pencapaian saya. Tapi lagi-lagi Tuhan memberikan keajaibanNya. Saya berhasil mengalahkan lawan saya dengan skor telak 3-0. Seisi GOR terkejut dengan kemanangan tersebut, saya sendiri terkejut dengan hal itu. Saya pun melaju ke babak final dan akan bertemu pemain TimNas yang berasal dari Jabar. Sayangnya di partai final saya sudah sangat kelelahan dan akhirnya harus mengakui kekalahan dengan skor 1-3.
Saya sangat bersyukur atas pencapain tersebut. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah mendukung saya baik dari segi biaya maupun hal lainnya. Harapan saya kedepannya semoga orang- orang tersebut terus mendukung saya dan saya dapat terus memberikan prestasi. Aamiin.
Penulis: Nuraini Shaleha (PBI-A 2020)