Sejumlah dosen dan mahasiswa Program
Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
(FTK) UIN Alauddin Makassar mengikuti Focus Group Discussion (FGD)
Implementasi Integrasi Interkoneksi Islam, sains dan Teknologi berbasis Moderasi
Beragama yang dilaksanakan oleh Pusat Kajian Islam, Sains dan Teknologi (Puskaistek)
berkolaborasi dengan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Alauddin Makassar.
Kegiatan tersebut diselenggarakan
pada hari Kamis, 3 Oktober 2024 bertempat di Gedung PPG Kampus 3 UIN Alauddin
Makassar.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh
Kepala LP2M, Dr. Rosmini Amin, M.Th.I., Kepala Puskaistek, Prof. Dr. Drs. H.
Supardin, M.H.I., Dekan FTK, Dr. H. Andi Achruh, M.Pd.I, para Wakil Dekan, Ketua
Jurusan dan Sekretaris Jurusan, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa dalam
lingkup Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Dalam sambutannya, Dekan FTK,
Dr. H. Andi Achruh, M.Pd.I., mengingatkan pentingnya pembahasan mengenai moderasi beragama.
“Perbedaan pasti ada tapi
berbeda pendapat bukanlah sebuah masalah,” ujar Kepala P2B periode 2019-2023 UIN
Alauddin ini.
Selanjutnya Kepala LP2M, Dr. Rosmini Amin, M.Th.I. menyebutkan tujuan pelaksanaan kegiatan ini, yaitu merumuskan pedoman integrasi moderasi beragama dalam ilmu pengetahuan.
Kegiatan ini dimoderatori
oleh Wakil Dekan Dr. Muhammad Rapi, M.Pd. dan menghadirkan dua narasumber,
yaitu Dr. Syamsurijal, S.Ag., M.Si yang merupakan peneliti pada Badan Riset dan
Inovasi Nasional (BRIN ) dan Dr. Ahmad Afif, S.Ag., M.Si. dari selaku dosen Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.
Dalam materinya, Dr. Syamsurijal
membahas mengenai penguatan nilai moderasi beragama dalam pendidikan sains dan
teknologi berbasis Islam.
Alumni IAIN Alauddin tersebut
menyebutkan bahwa relevansi moderasi beragama dalam pendidikan sains dan
teknologi modern adalah membangun keseimbangan antara pentingnya berbagai ilmu
dan teknologi dan bagaimana meletakkan agama dalam konteks keilmuan tersebut.
Beliau juga menjelaskan cara moderasi
beragama dalam kurikulum sains, yaitu dengan integrasi nilai moderasi beragama
dalam mata pelajaran sains dan teknologi serta mengajarkan etika sains sesuai
ajaran moderasi Islam.
Selanjutnya, Dr. Ahmad Afif
membahas mengenai kolaborasi implementasi moderasi beragama dalam pendidikan.
Indikator moderasi beragama,
yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, antikekerasan dan penerimaan terhadap
tradisi.
Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Islam tersebut juga memaparkan strategi implementasi moderasi beragama, yaitu penguatan cara pandang, sikap, dan praktik beragama jalan tengah, penguatan harmonisasi dan kerukunan umat beragama, penyelarasan relasi agama dan budaya, peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama serta penguatan ekonomi dan sumber daya keagamaan.
Peserta FGD kemudian diminta untuk
menyebutkan bentuk integrasi impelemenasi moderasi beragama sesuai dengan peran
masing-masing, baik sebagai pimpinan, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa.
Kegiatan ditutup dengan penyerahan
sertifikat kepada moderator dan narasumber serta berfoto bersama.
Penulis: Multazam Abubakar