Salah seorang alumni Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI),
Sudarsono, lulus seleksi sebagai penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana
Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Republik
Indonesia di Monash University, Australia, Program Studi Teaching English for Speaker of Other
Language (TESOL).
Alumni PBI tahun 2018 ini mulai tertarik untuk mendaftar beasiswa sejak
semester akhir. Karena sadar bahwa prestasi akademiknya tidak cukup memuaskan
untuk daftar beasiswa, ia mulai mencari aktivitas ekstrakurikuler yang bisa
menunjang kekurangan tersebut, yakni dengan melamar kerja sebelum lulus kuliah,
aktif di organisasi-organisasi sosial, terutama volunteering, fokus persiapan IELTS dengan mencari mentor dari
senior-senior di PBI serta mengikuti tes IELTS setelah sarjana.
Setelah memiliki sertifikat IELTS, Presiden IELTS Republic Community tahun 2018 ini mulai mendaftar beberapa beasiswa,
seperti Australia Awards Scholarship
(AAS), Chevening, LPDP hingga beasiswa
yang ditawarkan oleh universitas meski semuanya gagal di tahap administrasi.
Setelah dua tahun selalu gagal, yakni pada 2019 dan 2020, di awal 2021 ini
ia kembali menyiapkan berkas dan essay semua beasiswa yang akan ia daftari
meskipun pengumuman pendaftaran beasiswa tersebut belum dibuka dengan
pertimbangan bahwa setiap tahun, perkiraan waktu buka pendaftaran beasiswa hampir
sama. Jadi ketika beasiswa tersebut buka, ia sisa mencari mentor yang berasal
dari penerima beasiswa tersebut di periode-periode sebelumnya untuk memberikan
masukan terkait essay yang telah ia buat.
Kepala Lembaga Pengembangan Bahasa Sekolah Tinggi Ilmu Syari'ah (STIS)
AL-ITTIHAD Bima ini juga memberikan tips bagi yang ingin mendaftaran beasiswa
pascasarjana luar negeri, yakni:
1. Persiapkan semua persyaratan lebih awal, seperti TOEFL/IELTS karena rentang
waktu utk dapat sertifikat tersebut cukup lama.
2. Persiapkan essay sebelum
beasiswa dibuka karena waktu yang tersedia untuk mempersiapkan berkas saat beasiswa
terbuka sangat singkat, yakni 1-2 bulan dan dari tahun ke tahun, tema essay
yang dipersyaratkan tidak banyak berubah.
3. Perhatikan panduan beasiswanya. Hal ini penting dilakukan untuk
menghindari kesalahan saat mendaftar.
4. Cari mentor. Mentor sangat penting untuk persiapan karena biasanya
ada saja kesalahan atau kekurangan yang tidak sadari sehingga masukan dari
orang lain sangat penting. Mentor tidak harus berbayar. Kita bisa meminta
bantuan senior, atau penerima beasiswa tersebut, baik yang dikenal maupun tidak.
5. Jangan tunggu saat-saat terakhir untuk mengirimkan berkas untuk
menghindari hal-hal teknis yang mungkin terjadi.
6. Selalu minta doa dan dukungan dari orang tua dan keluarga untuk
menguatkan mental.
Penulis: Multazam Abubakar